Tugas Pertemuan Ke 1



Assalamualaikum.Wr.Wb

Terimakasih telah mengunjungi blog kami, kami yang beranggotakan 7 orang : 

1. Muhamad Dandi Nursidik (11160614)
2. Ruhasni Bujalia (11160682)
3. Siti Nuraisah (11160354)
4. Furry septatiana (11161326)
5. Ayu Febriani (11160895)
6. Prilla Priatmo (11160275)
7. yulia barokah h. (11161143)

    
PERUBAHAN PROSES  BISNIS/SOSIAL AKIBAT TEKNOLOGI YANG MELUNTURKAN NILAI ETIKA TRADISIONAL

     Pada perkembangan zaman teknologi yang semakin maju ini masyarakat sering melupakan tradisi- tradisi yang telah ada sejak zaman dahulu. Dengan adanya teknologi masyarakat mudah dalam melakukan segala pekerjaan akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari banyak efek-efek negatif dan positif yang di dapat dalam penggunaan teknologi. Apabila masyarakat tidak dapat menggunakan teknologi dengan baik maka akan menghasilkan efek negatif bagi kehidupan sehari-hari seperti dengan melunturnya nilai etika tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulunya.

1.       Internet

Model Kerja:

Dengan adanya internet pada zaman ini memang memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi. Baik dalam negeri maupun luar negeri, dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi internet yang semakin pesat dengan adanya internet  yang memudahkan masyarakat melakukan proses bisnis atau bekerja dalam sehari-harinya.

Nilai tradisional yang hilang:

  * Hilang Rasa Saling Mengenal (Kita jarang bertatap muka langsung ,
     Bagaimana wajahnya sekarang , bagaimana sikapnya kalau bertemu langsung dll).
  * Meregangkan Hubungan ( Karena kurangnya silaturahmi ).
  * Nilai-nilai Sopan Santun ( karena munculnya bahasa gaul )
  * Hilangnya Nilai-nilai kesusilaan ( Mudah meng Akses Situs Porno ) 

Penjelasan:
Pada zaman dahulu sebelum terciptanya internet masyarakat saling mengandalkan satu sama lain. Bahkan dalam hubungan berbisnis ataupun bertukar informasi. Menjaga nilai-nilai etika dalam bergaul dan berbahasa. Sedangkan setelah adanya internet dalam kehidupan sehari-hari pada zaman ini mengurangi adanya rasa saling mengandalkan terhadap sesamanya.

2.       Proses Jual Beli

Model Kerja:

   Pada teknologi modern masa kini, jual-beli dilakukan di mal -mal ataupun melalui internet dengan menggunakan jasa paypal atau melalui transfer bank.Melalui HP, seorang penjual dapat memesan barang ke distributor. Begitu pula seorang pembeli dapat langsung memesan barang ke si penjual, tanpa bertatap muka secara langsung

Nilai Tradisonal yang Hilang : 

    Tidak adanya tawar menawar secara face to face dalam proses jual-beli, meski proses itu tetap ada, namun tanpa bertatap muka.
Hilangnya rasa saling mengenal (bagaimana wajahnya, bagaimana sikapnya saat bertemu orang, tidak bisa kita ketahui bila tidak bertemu) dan silaturahim antara pembeli dan penjual, dan ini merenggangkan hubungan.
    Seorang anak, merasa tidak perlu mudik Lebaran atau mudik liburan lainnya, toh dengan HP dia bisa menelpon ibu dan bapaknya di kampung halaman. Silaturahim anak dan orangtua menjadi jarang, bahkan renggang. Tidak ada sungkem, atau berwajah seri kepada orangtua, kecuali harus dengan video conference.


Penjelasan :
    Jaman dahulu orang melakukan proses transaksi jual beli di pasar. Di sini terdapat seni/tradisi jual beli yaitu saling tawar menawar. Karena kemajuan teknologi, orang-orang mulai melakukan proses jual-beli di mal-mal atau bahkan melakukan jual-beli di internet seperti menggunakan paypal atau sejenisnya. Dengan adanya mal-mal, kita sudah kehilangan tradisi tawar menawar, karena di mal-mal tersebut tidak ada barang yang bisa di tawar. Apalagi dengan adanya paypal, kita jadi kehilangan etika saling silaturahmi, karena dengan adanya paypal, kita jadi tidak bisa bertemu langsung dengan si penjual, yang otomatis pula, kita sebagai penjual juga kita tidak bisa bertemu dengan pembeli

3.       Situs Jejaring Sosial

Model Kerja:

   Pada masa kini, orang-orang lebih mengutamakan berkomunikasi dengan menggunakan situs jejaring social seperti facebook, twitter, friendster, dan lain sebagainya.
Nilai etika tradisional yang hilang 
  Orang jadi lebih sering berada di dunia maya sehingga menyebabkan kepekaan terhadap lingkungan sekitar yang merupakan dunia nyata di mana ia tinggal menjadi berkurang.
Hilangnya kode etik dan rasa takut untuk melakukan hal-hal yang berbau pornografi dan pornoaksi, karena identitas di sana bisa saja dipalsukan atau disembunyikan.
   Lunturnya etika berkata-kata secara sopan santun, karena munculkan bahasa-bahasa ‘gaul’ yang kadang kasar dan sulit dimengerti oleh orang lain.
   Berkirim pesan lewat
 facebook atau twitter atau yang lain, di sampng memang lebih cepat, tapi esensi silaturahim dan saling berkunjung menjadi langka.

Penjelasan:

   Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet?bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah keuangan?apakah akan di “umbar” di internet?bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?. Bisa saja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
Kepekaan terhadap lingkungan sekitar menjadi kurang biasanya terjadi apabila kita terlalu sering berada di dunia maya, sehingga kita tidak bisa tau apa yang terjadi di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang enggan keluar dari rumah karena sudah merasa cukup mendapatkan informasi melalui internet. Kebanyakan orang tersebut memang mendapatkan informasi yang dia inginkan, tapi apakah semua informasi ada di internet?bagaimana apabila tetangga atau orang di sekitarnya mengalami masalah keuangan?apakah akan di “umbar” di internet?bagaimana kalau orang itu tidak mempunyai akses internet?. Bisa saja karena hal-hal tersebut kita menjadi jarang keluar rumah. Hal ini tentu saja berpengaruh pada rasa persaudaraan kita yang hilang.
        Dengan adanya situs jejaring social juga sudah menghilangkan rasa takut pada diri kita untuk melakukan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. Misalnya saja masa kini sudah ada yang namanya “facebook of sex”. Pada facebook tersebut, tidak sedikit orang yang “mengumbar” aurat mereka. Dan kita sebagai pengguna/pemakai sudah merasakan hal yang lumrah untuk melihat hal-hal tersebut. sudah tidak ada lagi rasa takut/rasa berdosa untuk melihat hal-hal tersebut karena sudah tidak merasa diawasi lagi.

SANSI SOSIAL DAN SANSI HUKUM PELANGGARAN ETIKA

       Sanksi Pelanggaran Etika:

            1.  Sanksi Sosial : Sanksi ini diberikan oleh masyarakat sendiri, tanpa melibatkan pihak berwenang. Pelanggaran yang terkena sanksi sosial biasanya merupakan kejahatan kecil, ataupun pelanggaran yang dapat dimaafkan. Dengan demikian hukuman yang diterima akan ditentukan leh masyarakat, misalnya membayar ganti rugi dsb, pedoman yang digunakan adalah etika setempat berdasarkan keputusan bersama.
                       2.  Sanksi Hukum : Sanksi ini diberikan oleh pihak berwengan, dalam hal ini pihak kepolisian dan hakim. Pelanggaran yang dilakukan tergolong pelanggaran berat dan harus diganjar dengan hukuman pidana ataupun perdata. Pedomannya suatu KUHP.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembuatan Jaringan Sederhana

Tugas Pertemuan Ke 2

Topologi Jaringan Komputer: Pengertian dan Jenis-jenisnya