Tugas Pertemuan ke 3
BENTUK PROFESIONALISME
1.
Profesionalisme Polisi
Dari
berbagai kejadian yang ada, memberikan deskripsi bahwa Polisi selama ini masih
belum tuntas berbenah diri.Profesionalisme yang semestinya menjadi landasan
dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai lembaga hukum dan pelindung
masyarakat sering termanipulasi oleh tindakan-tindakan sesat (anarkis) yang
dilakukan beberapa anggotanya untuk melakukan revitalisasi peran Polisi sebagai
lembaga penegak hukum.
1.
Arogansi polisi harus sudah mulai dihilangkan, bagaimanapun mereka butuh
masukan dan kritik membangun dari segenap komponen bangsa.
2.
Polisi merangkul masyarakat dan tidak menjadikanya sebagai subordinat dari
Polisi. Hal ini bisa dilakukan dengan menjadikan masyarakat sebagai mitra
sejajar dalam setiap menjalankan tugasnya.
3.
Profesionalisme kepolisian adalah suatu pemolisian yang memiliki beberapa
karakteristik seperti kemandirian dari politik, memiliki disiplin tinggi serta
pelatihan yang cukup, dan mampu menegakan hukum dengan tegas serta tanpa
pandang bulu.
4.
Seorang polisi yang profesional adalah seorang polisi yang merespon setiap
panggilan kejahatan, melakukan penggerebekan dan penangkapan para penjahat,
bila perlu dengan tembak-menembak.
5.
Profesionalisme polisi modern
mengharuskan polisi tidak hanya jujur, tegas dan cakap secara teknis, tetapi
juga memahami apa yang diharapkan oleh masyarakatnya.
2.
Profesionalisme Hakim
Salah satu
program Program Ikahi yang sudah ditetapkan untuk meningkatkan profesionalisme
hakim antara lain:
1.
Membangun dan membina suatu jiwa korps yang tinggi antar para hakim.
2.
Meningkatkan jiwa profesional dan kualitas para hakim.
3.
Meningkatkan kesejahteraan para hakim.
4.
Meningkatkan profesionalitas hakim atau meningkatkan SDM melalui seminar,
saresehan, atau forum diskusi baik sesama hakim sendiri maupun dengan bekerja
sama dengan perguruan tinggi baik di dalam lingkungan domestik dalam negeri
maupun di luar negeri.
5.
Ikahi mengharapkan agar hakim
selalu menjaga profesional, selalu menjaga integritasnya sebagai hakim, selalu
berkompeten, berwibawa adil dan jujur sebagai hakim.
3.
Profesionalisme Dokter
Di dalam praktek kedokteran
terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat luas, yang sering
tumpang-tindih pada suatu issue tertentu, seperti pada informed consent, wajib
simpan rahasia kedokteran, profesionalisme, dan lain-lain. . Etik
yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki
sanksi disiplin profesi yang bersifa tadministratif. Keadaan menjadi semakin
sulit sejak para ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan standar
pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum, padahal selama ini profesi
menganggap bahwa memenuhi standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan
sikap profesional. Dengan demikian pelanggaran standar profesi dapat dinilai
sebagai pelanggaran etik dan juga sekaligus pelanggaran hukum.
Kemungkinan terjadinya
peningkatan ketidakpuasan pasien terhadap layanan dokter atau rumah sakit atau
tenaga kesehatan lainnya dapat terjadi sebagai akibat dari
1. semakin
tinggi pendidikan rata-rata masyarakat sehingga membuat mereka lebih tahu
tentang haknya dan lebih asertif.
2.
semakin tingginya harapan masyarakat kepada layanan kedokteran sebagai
hasil dari luasnya arus informasi.
3.
komersialisasi dan tingginya biaya layanan kedokteran dan kesehatan sehingga
masyarakat semakin tidak toleran terhadap layanan yang tidak sempurna, dan
provokasi oleh ahli hukum dan oleh tenaga kesehatan sendiri.
Selain Kode
Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip
moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat
keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya
suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral.
4. Profesionalisme Programmer
Seorang programmer biasanya
bertugas untuk mengimlementasikan suatu system dengan keahliannya dalam bahasa
pemprograman Sebagai salah satu bentuk profesionalismenya, maka seorang
programmer harus mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya, antara lain:
1.
Tanggungjawab pemrogram terbatas pada pembuatan program komputer.
2.
Pengetahuan programer cukup terbatas pada teknologi komputer, sistem
komputer, utilitas dan bahasa-bahasa program yang diperlukan.
3.
Pekerjaan programer sifatnya teknis dan harus tepat dalam pembuatan
instruksi-instruksi program.
4.
Pekerjaan programer tidak menyangkut hubungan dengan banyak orang, terbatas
pada sesama pemrogram dan analis sistem yang mempersiapkan rancang bangun
(spesifikasi) program.
5.
Programer komputer membutuhkan sebuah kode etik, dan kebanyakan dari
kode-kode etik ini disadur berdasarkan kode etik yang kini digunakan oleh
perkumpulan programmer internasional.
Kode
etik seorang programmer adalah sebagai berikut :
1. Seorang
programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode
yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang
programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja untuk
membingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang
programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta kecuali telah
membeli atau telah meminta izin.
5. Tidak
boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak kedua
tanpa izin. Etika profesi yang berlaku bagi programmer di indonesia .
6. Tidak
boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak
boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu proyek
secara bersamaan kecuali mendapatkan izin.
8. Tidak
boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer lain untuk
mengambil keuntungan dalam menaikkan status.
9. Tidak
boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak
boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan suatu
proyek.
11. Tidak
pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak
boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak
boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak
boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya programmer akan
mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus
mengikuti pada perkembangan ilmu komputer. Pada umumnya, programmer harus
mematuhi “Golden Rule”: Memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin
diperlakukan. Jika semua programmer mematuhi peraturan ini, maka tidak akan ada masalah dalam
komunitas.
5. Profesionalisme Data Entri Operator
Tidak seperti jaman dulu, data
diketik atau ditulis lalu disimpan dalam bentuk "fisik". Sekarang
berbagai data penting disimpan didalam komputer karena itulah saya katakan
"tiba-tiba diberi tanggung jawab dan kekuasaan yang sangat besar". Mereka
menguasai pengelolaan sistem informasi beserta data didalamnya. Mulai timbul
ketakutan bahwa pengelola database bisa melihat data didalam database dan
kemudian memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Apalagi jika data di dalam
database tersebut memiliki nilai finansial.
Disinilah keprofesionalisme
seorang data entri operator di uji. Apaka dia benar-benar menjalankan tugasnya
dengan baik dan benar dengan mengecek semua data yang masuk dan mengamankannya
seaman mungkin atau hanya sekedar memasukkan data tanpa mengecek kebenaran data
yang dimasukkan
6. Profesionalisme Database Administrator.
Beberapa tugas Database administrator umumnya
meliputi:
- Instalasi Software Baru
Tentunya yang dimaksudkan disini
adalah software yang berhubungan dengan Administrasi DBMS, misalnya versi baru
DBMS atau aplikasi pendukungnya. Sebelum aktif digunakan dalam tahap
production, database administrator atau staff IT lainnya perlu melakukan tes
pada software yang baru diinstal tersebut.
- Konfigurasi Hardware dan Software
Dalam hal ini seorang Admin mungkin
perlu bekerja dengan system administrator untuk melakukan konfigurasi Hardware
dan software agar dapat berfungsi secara optimal bersama dengan DBMS
- Administrator Security
Salah satu tugas penting database
administrator adalah melakukan monitor dengan administrasi security DBMS.
Misalnya menambah atau menghapus user, mengatur quota, audit, ataupun memeriksa
permasalahan security database.
- Analisis Data
Pekerjaan analisis data sering kali
melibatkan fitu-fitur yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja database.
Sering kali database administrator harus menganalisis dan menggunakan cara yang
efektif dalam penggunaan index, parallel query execution ataupun fitur DBMS
yang lainnya.
- Desain Database
Database administrator seringkali
terlibat dalam tahapan database desain. Dengan pengetahuan system dan DBMS,
database administrator dapat membantu tim developer dalam meningkatkan kinerja
database.
- Data Modeling dan Optimasi
Data modeling merupakan proses
menciptakan sebuah model data dengan menerapkan teori model data, dimana anda
melakukan strukturisasi dan organisasi data.Beberapa model meliputi
hierarchical model, network model, relational model dan sebagainya.
Selain tugas diatas, seorang
database administrator bertanggung jawab atas aspek dalam lingkungan database,
yaitu: Recoverability, Integrity, Security, Availability, Performance,
Development & Testing Support.
7.
Profesionalisme Web Programmer
Web programmer, merupakan
orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer, yaitu membuat
program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
Programer sendiri yaitu
Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak
komputer. Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area
computer programming atau pada suatu generalist kode untuk macam-macam
perangkat lunak. Orang praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap
programming dikenal juga sebagai seorang analis programmer, insinyur perangkat
lunak, ilmuwan komputer, atau analis perangkat lunak. Suatu bahasa komputer
utama programmer ( Java, C++, dll).
Kemampuan / Kompetensi Web Programmer :
1. Membuat desain grafis, baik itu web maupun animasi.
2. Perlu menguasai web design dan aplikasi berbasis web.
3. Menguasai pengembangan aplikasi web berbasis HTML dan ASP.Net ATAU aplikasi
web berbasis HTML dan J2EE serta Struts Framework ATAU aplikasi web berbasis
MySQL dan PHP.
Syarat profesionalisme yang harus dimiliki pekerja IT :
1.
Dasar ilmu yang kuat dalam bidangnya sebagai bagian dari masyarakat
teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan abad 21.
2.
Penguasaan kiat-kiat profesi yang dilakukan berdasarkan riset dan praktis,
bukan hanya merupakan teori atau konsep.
3.
Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan.
Etika Profesionalisme dibidang IT dan Non IT
Etika
Profesionalisme IT
Ciri-ciri
Profesionalime yang harus dimiliki oleh seorang IT berbeda dari bidang
pekerjaan yang lainnya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
1. Memiliki
kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan bidang pekerjaan
IT Seorang IT harus mengetahui dan mempraktekkan pengetahuan IT-nya ke dalam
pekerjaannya.
2. Punya
ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software atau Program.
3. Bekerja
di bawah disiplin kerja
4. Mampu melakukan
pendekatan disipliner
5. Mampu
bekerja sama.
6. Cepat
tanggap terhadap masalah client.
contoh ciri -
ciri profesionalisme di bidang IT adalah :
1. Keterampilan
yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Profesional
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam
praktek.
2.
Asosiasi profesional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan khusus
untuk menjadi anggotanya.
3.
Pendidikan yang
ekstensif
Profesi yang prestisius
biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian
kompetensi
Sebelum memasuki
organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes
yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
5.
Pelatihan
institutional
Selain ujian,
juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana
calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
6.
Lisensi
Profesi
menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi
kerja
Profesional
cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar
adanya intervensi dari luar.
8.
Kode etik
Organisasi
profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9.
Mengatur diri
Organisasi
profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang
dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
10. Layanan publik dan altruisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat
dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter
berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11.
Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi,
prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa
dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi
masyarakat.
Etika Profesionalisme dibidang Non
IT
Contoh 1
seorang manager dalam suatu perusahaan datang terlambat dan
tidak di siplin, secara tidak langsung sebagai seorang yang mempunyai jabatan
dan mempunyai karyawan, seharusnya seorang manager tersebut harus menjadi contoh
yang baik dan sebagai panutan yang baik juga tentunya, jika seorang manager di
dalam suatu perusahaan tidak menghargai waktu dengan baik, bagaimana karyawan
bisa memaksimalkan pekerjaan mereka dan bisa datang ke kantor dengan tepat
waktu, karena karyawan tersebut pasti akan berfikir seorang manager yang
menjadi panutan dan sebagai contoh datang selalu terlambat, seorang karyawan
pasti kurang termotifasi untuk datang ke kantor lebih awal, karena faktor sang
manager selalu datang terlambat.
Contoh 2
seorang pimpinan perusahaan melakukan KKN (kolusi, korupsi
dan nepotisme) tanpa sadar pimpinan tersebut tidak bisa menjadi seorang yang
mempunyai etika dan profesionalisme yang bagus dalam dunia kerja, karena dia
tidak bisa bertanggung jawab dan tidak mempunyai dedikasi yang dapat dia
pertanggung jawabkan, seandainya dia seorang pemimpin di dalam perusahaan yang
memegang etika dan profesionalisme dia akan menjunjung tinggi kebersihan
perusahaannya dari KKN bukan sebaliknya.
dari
contoh 1 dan 2 dapat di simpulkan bahwa etika dan profesionalisme dalam dunia
kerja yang memegang peranan penting di dalamnya selain pribadi kita sendiri
faktor seorang pemimpin juga sangat berpengaruh dalam dunia kerja, dan yang
menentukan bagus secara etika dan profesionalisme dalam dunia kerja itu juga
faktor arahan dari seorang pemimpin yang membimbing karyawan secara
bersama-sama untuk menumbuhkan rasa profesionalisme di diri masing-masing
karyawan.
Komentar
Posting Komentar